Jumat, 11 Juni 2010

Jaga Diri Jaga Keluarga Dari Bahasa Laten Narkoba


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Al-hamdulilah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan iradahnya, sehingga Mata Hati dapat hadir kembali, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah SAW,keluarga, sahabat, aulia dan umatnya sampai akhir jaman.

Masalah kesehatan dan narkoba menjadi sorotan utama Mata Hati edisi kali ini, paling tidak pembaca mau berupaya untuk menghargai kesehatan sekaligus mensyukurinya.

Narkoba saat ini tidak bisa di pandang sebelah mata, sekarang racun dunia ini telah menjadi momok menakutkan di seantero jagat. Indonesia salah satu negara yang padat penduduk menjadi pasar paling potensial, jaringan mafia internasional tengah mengatur strategi untuk melenggang masuk dan menghancurkan mental masyarakat.

Korban narkoba dewasa ini cukup beragam mulai dari politisi, pejabat negara, PNS, TNI, POLRI, pelajar mahasiswa, bahkan remaja dan anak di bawah umur kerap ke tangkap tengah mengonsumsi zat haram ini. Wajar saja jika pembunuhan jadi kebiasaan, perzinaan jadi langganan, judi dan premanisme tak lagi sungkan, dan berbagai tindak kriminal lainnya sebagai pengaruh negatif dari penyalahgunaan obat- obat terlarang.

Haruskah kita menyalahkan pemerintah dan aparat penegak hukum, tentu tidak walaupun tak sedikit aparat yang menjadi pencandu bahkan pengedar. Ini masalah bersama yang harus dicari solusinya bersama-sama, Agama satu-satunya cara paling efektif mengentaskan masalah ini. Didik dan bentengilah keluarga kita dengan ilmu Agama agar mengetahui mana hak dan mana yang batil.

Pena wali mengangkat sosok Dada Rosada yang peduli kesehatan,dan membawa kota Bandung menuju kota sehat dan beberapa kali mendapat penghargaan.

Pintu kalbu menyoroti masalah pertempuran tak berujung dengan syaitan, syaitan selalu berusaha menghancurkan iman seseorang, syaitan tak akan berhenti sebelum kiamat tiba, berhati-hatilah karena syaitan musuh yang nyata.

Piagam emas dari PBB yang diterima sesepuh pondok Pesantren Suryalaya, menjadi kebanggaan bangsa dan negara, paling tidak jasa kiai yang tidak pernah membeda-bedakan orang yang sowan kepadanya selama berpuluh-puluh tahun ikut andil menyembuhkan korban penyalah gunakan obat terlarang dengan metode Inabahnya, telah diakui dunia internasional, lalu bagaimana dengan para pemimpin negeri ini, apa yang diberikan kepada orang berjasa seperti Abah Anom ?.

Kritik dan saran tetap kami tunggu, selamat membaca semoga membawa manfaat

Tidak ada komentar: