Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Bismilah terucap dengan penuh harap, dalam benak hidayah Allah akan hinggap. Al-hamdulillah terbaur dalam syukur atas kenikmatan sang Gafur, tak terhitung namun tetap dapat dirasakan walau hanya selaksa bunga tidur.
Sholawat semoga terlimpah, pada Raulullah SAW, pejuang kaffah, yang setiap helaan nafasnya terlontar berkah, tak dapat lupa bagi umat penerus kebijakan ilahi yang harus tetap terpatri.
Dakwah, bukan monopoli perseorangan atau golongan, setiap manusia yang memiliki keimanan wajib adanya melakukan dakwah dengan menyeru untuk berbuat baik dan menjauhi apa yang di anggap buruk., bagaimanapun caranya. Generasi muda sebagai harapan bangsa, tidak boleh berpangku tangan dan membiarkan kebodohan menghiasi negeri, kecerdasan tidak dapat di raih kecuali dengan kerja keras dan belajar tanpa henti.
Kehadiran media Mata Hati diharapapkan menjadi sepirit bagi generasi muda untuk melakukan dakwah yang paripurna, sehingga mampu menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat pada umumnya. Sosok mubalig dalam pandangan Mata Hati merupakan sosok yang setiap gerak langkah semestinya membawa berkah bagi keselamatan bangsa, agama dan negara, sangat tidak di harapkan seorang mubalig bermental lilin, mampu menerangi orang banyak sementara dirinya hancur terbakar.
Dalam edisi kali ini dzikrullah menjadi kajian utama, mengingat dengan dzikir hati manusia menjadi tenteram. Ketika hati sedang mengingat Allah, pasti dalam bimbingan-Nya, ketika berada dalam bimbingan-Nya dapat di pastikan hidayah senantiasi menjadi pedoman dan kesalah tentu dapat di minimalisir. Sedetik saja manusia lupa kepada tuhan-Nya, maka kekeliruan akan mudah mempengaruhinya.
Dzikir pada dasarnya merupakan pekerjaan hati, dzikrullah memiliki arti menjaga Allah dalam ingatan. Hati yang berdzikir tidak mengharapkan sesuatu apa pun kecuali rahmat-Nya, tidak ada pertemuan yang dirindukan oleh orang yang berdzikir, kecuali pertemuan tanpa ujung dengan sang kholik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar